Minggu, 10 April 2016

Jembatan Gantung ( Jembatan Arch )

DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………….……….……. I
Kata Pengantar …………………………………..………...……………………………. II
Daftar Isi …………………………………………...…………………………...……… III
BAB I  PENDAHULUAN ………………………………………...…...……………....  1
        A. Latar Belakang Penelitian …………………………..………………................. 1
        B. Rumusan Masalah ………………………………….….……………................  1
        C. Tujuan Penelitian …………………………………......…………....................   1
BAB II             PEMBAHASAN ……………....................………………......………   2
1. Jembatan Lengkung  (Arch Bridge)..........................................................  2
                        1. Kelebihan Jembatan Lengkung
2. Kekurangan Jembatan Lengkung
A. The Keystone (Batu Kunci)..........................................................................   4
B. Cara  Untuk  Membangun Sebuah  Arch.....................................................    4
C. Contoh jembatan arch..................................................................................    5
1. Jembatan Lengkung  kayu
2. Jembatan Lengkung Baja
2. Gaya yang berkerja pada setiap jembatan arch............................................ .  7
A. Jembatan kantilever 
B. Jembatan lengkung 
C. Jembatan gantung 
BAB III          PENUTUP …………………………………...........……...…...….... ...   11
       A. Kesimpulan ………………………………………...…...…….………..........      11
       B. Saran ……….....................................................................................................    11



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah-Nya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan  menyelesaikan makalah yang berjudul “Jembatan Arch “ ini. Walaupun banyak isi dari  rangkuman  karya  ilmiah  ini  saya  kutip  langsung  dari  sumber.  Tapi  saya berharap  karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “Jembatan Arch “.
           Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Rekayasa Jembatan yang diberikan oleh Bapak Heru Indrianur ST,.M.eng selaku Dosen Rekayasa Jembatan.
           Makalah ini berisi informasi tentang“ Jembatan Arch “.Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Jembatan Arch yang akan kami bahas ini.
           Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan  makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa  senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.


Terimakasih






         BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu   lintas   maka   disebut   sebagai   viaduct  (struyk   dan   van   der   veen,   1984). Perkembangan trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik   berupa   pembangunan   jalan   maupun   jembatan   yang   berfungsi   untuk memperlancar   arus   kendaraan   sehingga   tercipta   efisiensi  waktu   dalam beraktifitas.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep perencanaan konstruksi jembatan arch?
2. Bagaimanakah langkah-langkah metode pelaksanaan konstruksi jembatan arch?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagi berikut :
Mahasiswa   mengetahui   dan   memahami   pengertian   jembatan,   material   yang digunakan, pembagian  jenis jembatan,   struktur dan   anatomi  jembatan  khusus jembatan arch





   

      BAB II
PEMBAHASAN

1. Jembatan Lengkung  (Arch Bridge)
               Jembatan lengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua   sisinya.   Desain   lengkung   (setengah   lingkaran)   secara   alami   akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. Jembatan   Arch   sangat   umum.   Mereka   dibangun   dengan   batu   sebelum jembatan besi dan baja diperkenalkan. Sebuah contoh yang baik terlihat dalam gambar di bawah. Bangsa Romawi menggunakan jembatan lengkung di seluruh Eropa dan banyak dari mereka yang masih berdiri hari ini karena mereka sangat kuat.Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagianpelengkung  menerima   gaya tekan,   karena  alasan   itulah jembatan  pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan. Walaupun  lengkung  tidak mengalami gaya   tarik   yang  membuat lengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan lengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan,   semakin   besar   sudut   kelengkungannya   (semakin   tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekan pun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m. Bentuk   melengkung   dari   struktur   memungkinkan   berat   sendiri   struktur disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal tekan tanpa lenturan.
               Hal ini sangat penting untuk material pasangan batu dan beton yang memiliki kuat tekan relatif sangat tinggi dibandingkan kuat tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan yang sangat besar sehingga faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi masalah utama. Karena bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai kerja untuk lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur utamanya.Untuk struktur lengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck Stiffened- arch) atau jembatan lengkung yang struktur utamanya diatas lantai kerja, seperti pada jembatan Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus lebih tebal dari lengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi dari kemungkinan melentur/menekuk dan pelengkung tetap menerima gaya tekan. Pada beberapa jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan lengkung bisa juga lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya. Karena alasan inilah jembatan lengkung bisa membentang lebih panjang dari jembatan balok. Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi melengkung terletak pada tanah keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung adalah salah satu jembatan paling sederhana karena jika kita membangun jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan pelengkung tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai abutmen dan kita bisa menempatkan  tanah  atau batu disampingnya dengan  sudut yang tepat seperti terlihat pada gambar. Pada tanah yang kurang keras kita perlu menyediakan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal seperti yang terlihat pada gambar.Kegunaan dari abutmen  ini  adalah  untuk  membuat tegangan  yang terjadi akibat dorongan lengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh tanah karena tanah mampu menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi (selama tegangan tanah lebih besar dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen. Jembatan lengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi tempa dan baja. Saat ini jembatan lengkung seperti beton pratekan dan baja membuat jembatan lengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan
1. Kelebihan Jembatan Lengkung
· Keseluruhan   bagian   lengkung   menerima   tekan,   dan   gaya   tekan   ini ditransfer   ke abutmen   dan   ditahan   oleh   tegangan   tanah   dibawah lengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh lengkung memungkinkan jembatan lengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton.
· Bentuk jembatan lengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan lengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.


2. Kekurangan Jembatan Lengkung
· Konstruksi jembatan lengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu   di   tengah-tengah.   Salah   satu   tekniknya   dengan   membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur sampai bertemu dipuncak.
A. The Keystone (Batu Kunci)
Batu kunci adalah batu yang paling penting dalam jembatan lengkung, tanpa inibatu lengkungan akan runtuh. Memegang batu kunci lengkungan bersama-sama.  Menggambar lengkungan batu batu kunci dan label. Jelaskan mengapa Keystone sangat penting
B. Cara  Untuk  Membangun Sebuah  Arch
Sebelum lengkungan dapat dibangun kerangka kayu dibangun. Hal ini memungkinkan batu untuk diletakkan di posisi. Frame dihapus setelah batu berada di posisi. Ini adalah jembatan lengkung yang  khas seperti yang ditemukan menyeberangi banyak sungai di Inggris. Batu kunci itu dapat dilihat di pusat lengkungan.














C. Contoh jembatan arch
1. Jembatan Lengkung  kayu

Wood Arch Bridge, carrying Jerico Road, Grand Lake, Colorado
Jembatan lengkung kayu  carrying Jerico Road,  Grand Lake,  Colorado.Jembatan ini terbuat dari  kayu  laminasi  direkatkan,  juga disebut  Gluelam  atau glulam,  adalah jenis  produk  kayu  struktural  yang terdiri  dari beberapa lapisankayu  dimensioned  direkatkan.Kota Grand Danau di ketinggian 8.437 kaki (2.572 m) dan didirikan pada tahun 1879. Itu namanya berasal dari Danau Agung dekatnya, tubuh air alami terbesar di negara bagian. Kota ini awalnya merupakan perlengkapan dan titik pasokan untuk pemukiman  pertambangan,  namun  saat ini lebih  dari sebuah  kota wisata.  Kota Grand Lake  berfungsi sebagai portal barat Rocky Mountain National Park, dan populasi membengkak sepuluh kali lipat musim panas sebagai turis dan pemilik rumah musim panas turun di daerah itu untuk menikmati cuaca yang hangat, air dingin   dan  berbagai   kegiatan   rekreasi.




2. Jembatan Lengkung Baja
Queesnston Lewiston Bridge, Kanada - Amerika Serikat
Lewiston-Queenston  Bridge   adalah  sebuah  jembatan   lengkung  yang melintasi ngarai Sungai Niagara tepat di sebelah selatan gawir Niagara. Jembatan itu resmi dibuka pada tanggal 1 November 1962. Ini adalah jembatan internasional antara Amerika Serikat  dan Kanada.  Ini menghubungkan  Interstate  190  di kota Lewiston,  New York  ke Highway  405  di  komunitas  Queenston,  Ontario.  Para Lewiston-Queenston Bridge adalah replika dari Rainbow Bridge di Niagara Falls.








Kesetimbangan Gaya Pada Jembatan
https://fhannum.files.wordpress.com/2012/11/the_bridge_1024x768.jpg?w=538&h=403

Anda mungkin sering melewati jembatan untuk menyeberangi sungai atau jalan.
Menurut Anda, bagaimanakah kesetimbangan statis suatu jembatan jika dijelaskan secara Fisika?
Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang desain dan konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih kuat dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.






A.    Jembatan kantilever 

adalah jembatan panjang yang mirip dengan jembatan sederhana yang terbuat dari batang pohon atau lempengan batu, tetapi penyangganya berada di tengah.

Pada bagian-bagiannya terdapat kerangka keras dan kaku (terbuat dari besi atau baja). Bagianbagian kerangka pada jembatan kantilever ini meneruskan beban yang ditanggungnya ke ujung penyangga jembatan melalui kombinasi antara tegangan dan regangan. Tegangan timbul akibat adanya pasangan gaya yang arahnya menuju satu sama lain, sedangkan regangan ditimbulkan oleh pasangan gaya yang arahnya saling berlawanan.
           Pada gambar di atas, kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai dengan 400 m.





B. Jembatan lengkung 
https://fhannum.files.wordpress.com/2012/11/sydney_harbour_bridge.jpg?w=538&h=244
adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur setengah lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka.
Rentang maksimum yang dapat dicapai oleh jembatan ini adalah sekitar 900 m. Pada jembatan lengkung ini, berat jembatan serta beban yang ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan orang yang melaluinya) merupakan gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh karena itu, selain menggunakan baja, jembatan jenis ini dapat menggunakan batuan-batuan sebagai  material pembangunnya. Desain busur jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada dasar lengkungan busur.












C.      Jembatan gantung 
adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.
https://fhannum.files.wordpress.com/2012/11/newport_dartmouth_november-newport_bridge_and_narragansett_bay.jpg?w=538&h=358
 















Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang tertanam di pinggiran pantai. Jembatan gantung menyangga bebannya dengan cara menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga. Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya.







BAB III
  PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa :
Jembatan arch  adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada batang batang  baja struktur   tersebut,  sebagai  gaya  gaya  tekan dan tarik, melalui titik titik pertemuan batang.  Gaya  gaya  eksentrisitas  yang  dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap tiap batang yang bertemu pada titik buhul  harus  saling berpotongan   pada satu  titik  saja,  untuk menghindari   timbulnya  momen sekunder.
Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi jembatan Arch  yaitu :
· Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul. Batang batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok  dan  sebagainya.  Oleh  karena   itu batang batang   rangka   jembatan   harus   dijaga   selama   pengangkutan,   penyimpanan,   dan pemasangan.
· Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang disambung (Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
· Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang tepat).Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas, Biasanya panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan linking steel bila diperlukan.

B. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah Rekayasa Jembatan  maupun dari rekan – rekan mahasiswa



Jembatan Gantung ( Jembatan Arch ) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar