DAFTAR ISI
Halaman
Judul …………………………………………………………….……….……. I
Kata
Pengantar …………………………………..………...……………………………. II
Daftar
Isi …………………………………………...…………………………...……… III
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………...…...……………....
1
A. Latar Belakang Penelitian …………………………..……………….................
1
B. Rumusan Masalah ………………………………….….……………................ 1
C. Tujuan Penelitian …………………………………......………….................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ……………....................………………......……… 2
1. Jembatan Lengkung
(Arch Bridge).......................................................... 2
1. Kelebihan
Jembatan Lengkung
2. Kekurangan Jembatan Lengkung
A. The Keystone (Batu
Kunci).......................................................................... 4
B. Cara Untuk Membangun Sebuah Arch..................................................... 4
C. Contoh jembatan arch.................................................................................. 5
1. Jembatan Lengkung kayu
2. Jembatan Lengkung
Baja
2. Gaya yang berkerja pada setiap jembatan arch............................................
. 7
A.
Jembatan kantilever
B.
Jembatan lengkung
C.
Jembatan gantung
BAB
III PENUTUP …………………………………...........……...…...…....
... 11
A. Kesimpulan
………………………………………...…...…….………..........
11
B. Saran ………..................................................................................................... 11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa
alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah-Nya sehingga saya
dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Jembatan Arch “ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman
karya ilmiah ini
saya kutip langsung
dari sumber. Tapi
saya berharap karya ilmiah ini
dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau
mengetahui sekilas tentang “Jembatan
Arch “.
Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Rekayasa Jembatan yang diberikan oleh Bapak Heru
Indrianur ST,.M.eng selaku Dosen Rekayasa Jembatan.
Makalah ini berisi informasi tentang“ Jembatan Arch “.Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Jembatan Arch
yang akan kami bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Dan akhirnya semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terimakasih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian
Jembatan adalah suatu konstruksi yang
berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih
rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas
biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas maka disebut
sebagai
viaduct
(struyk
dan van der
veen, 1984). Perkembangan
trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa
pembangunan jalan maupun jembatan
yang berfungsi
untuk memperlancar arus kendaraan sehingga
tercipta
efisiensi
waktu dalam beraktifitas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep perencanaan
konstruksi jembatan arch?
2. Bagaimanakah langkah-langkah metode
pelaksanaan konstruksi jembatan arch?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi
hal-hal sebagi berikut :
Mahasiswa mengetahui
dan
memahami
pengertian
jembatan,
material
yang
digunakan, pembagian jenis jembatan, struktur
dan anatomi jembatan khusus jembatan arch
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jembatan
Lengkung (Arch Bridge)
Jembatan lengkung adalah
struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya.
Desain lengkung (setengah
lingkaran) secara alami
akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke
abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. Jembatan Arch
sangat umum. Mereka
dibangun dengan batu
sebelum jembatan besi dan baja diperkenalkan. Sebuah contoh yang baik
terlihat dalam gambar di bawah. Bangsa Romawi menggunakan jembatan lengkung di
seluruh Eropa dan banyak dari mereka yang masih berdiri hari ini karena mereka
sangat kuat.Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas,
setiap bagianpelengkung menerima gaya tekan,
karena alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang
tahan terhadap gaya tekan. Walaupun
lengkung tidak mengalami
gaya tarik yang
membuat lengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan
struktur jembatan lengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang
struktur utamanya diatas lantai kendaraan,
semakin besar sudut
kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya
tekan akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil,
jika diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut
pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekan pun menjadi lebih besar dan
diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal tersebut.
Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi
hingga 50 sampai 150 m. Bentuk
melengkung dari struktur
memungkinkan berat sendiri
struktur disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal tekan tanpa lenturan.
Hal ini sangat penting untuk
material pasangan batu dan beton yang memiliki kuat tekan relatif sangat tinggi
dibandingkan kuat tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan yang sangat
besar sehingga faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi masalah
utama. Karena bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai kerja
untuk lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur utamanya.Untuk
struktur lengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck Stiffened- arch)
atau jembatan lengkung yang struktur utamanya diatas lantai kerja, seperti pada
jembatan Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus lebih tebal dari
lengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi dari kemungkinan melentur/menekuk
dan pelengkung tetap menerima gaya tekan. Pada beberapa jembatan, lantai kerja
bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa karena berat sendirinya sudah
ditopang oleh pelengkung dan lengkung bisa juga lebih tipis dari pelengkung
biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya. Karena alasan inilah
jembatan lengkung bisa membentang lebih panjang dari jembatan balok. Efesiensi
pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika lokasinya tepat
seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi melengkung terletak
pada tanah keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung adalah salah satu
jembatan paling sederhana karena jika kita membangun jembatan pelengkung di
atas tanah keras kita hanya memerlukan pelengkung tanpa memerlukan bagian yang
lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai abutmen dan kita bisa menempatkan tanah
atau batu disampingnya dengan
sudut yang tepat seperti terlihat pada gambar. Pada tanah yang kurang
keras kita perlu menyediakan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya
horizontal seperti yang terlihat pada gambar.Kegunaan dari abutmen ini
adalah untuk membuat tegangan yang terjadi akibat dorongan lengkung menurun
sampai pada titik yang bisa dipikul oleh tanah karena tanah mampu menerima
tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi (selama tegangan tanah lebih besar
dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada gaya geser yang bekerja di
daerah dekat abutmen. Jembatan lengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata,
besi cor, besi tempa dan baja. Saat ini jembatan lengkung seperti beton
pratekan dan baja membuat jembatan lengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih
elegan
1. Kelebihan Jembatan Lengkung
· Keseluruhan bagian
lengkung menerima tekan,
dan gaya tekan
ini ditransfer ke abutmen dan
ditahan oleh tegangan
tanah dibawah lengkung. Tanpa
gaya tarik yang diterima oleh lengkung memungkinkan jembatan lengkung bisa
dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang
tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton.
· Bentuk jembatan lengkung adalah inovasi
dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki
struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan lengkung Romawi kuno masih
berdiri sampai sekarang.
2. Kekurangan Jembatan Lengkung
· Konstruksi jembatan lengkung lebih sulit
daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode
pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum
kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah
satu tekniknya dengan
membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur
sampai bertemu dipuncak.
A. The Keystone (Batu Kunci)
Batu kunci adalah batu yang paling penting
dalam jembatan lengkung, tanpa inibatu lengkungan akan runtuh. Memegang batu
kunci lengkungan bersama-sama. Menggambar lengkungan batu batu kunci dan
label. Jelaskan mengapa Keystone sangat penting
B. Cara
Untuk Membangun Sebuah Arch
Sebelum lengkungan dapat dibangun kerangka
kayu dibangun. Hal ini memungkinkan batu untuk diletakkan di posisi. Frame
dihapus setelah batu berada di posisi. Ini adalah jembatan lengkung yang khas seperti yang ditemukan menyeberangi
banyak sungai di Inggris. Batu kunci itu dapat dilihat di pusat lengkungan.
C. Contoh jembatan arch
1. Jembatan Lengkung kayu
Wood Arch Bridge, carrying Jerico Road, Grand Lake, Colorado
Jembatan lengkung kayu carrying Jerico Road, Grand Lake,
Colorado.Jembatan ini terbuat dari
kayu laminasi direkatkan,
juga disebut Gluelam atau glulam,
adalah jenis produk kayu
struktural yang terdiri dari beberapa lapisankayu dimensioned
direkatkan.Kota Grand Danau di ketinggian 8.437 kaki (2.572 m) dan
didirikan pada tahun 1879. Itu namanya berasal dari Danau Agung dekatnya, tubuh
air alami terbesar di negara bagian. Kota ini awalnya merupakan perlengkapan
dan titik pasokan untuk pemukiman
pertambangan, namun saat ini lebih dari sebuah
kota wisata. Kota Grand Lake berfungsi sebagai portal barat Rocky Mountain
National Park, dan populasi membengkak sepuluh kali lipat musim panas sebagai
turis dan pemilik rumah musim panas turun di daerah itu untuk menikmati cuaca
yang hangat, air dingin dan berbagai
kegiatan rekreasi.
2. Jembatan Lengkung Baja
Queesnston Lewiston Bridge, Kanada - Amerika Serikat
Lewiston-Queenston Bridge
adalah sebuah jembatan
lengkung yang melintasi ngarai
Sungai Niagara tepat di sebelah selatan gawir Niagara. Jembatan itu resmi
dibuka pada tanggal 1 November 1962. Ini adalah jembatan internasional antara Amerika
Serikat dan Kanada. Ini menghubungkan Interstate
190 di kota Lewiston, New York
ke Highway 405 di
komunitas Queenston, Ontario.
Para Lewiston-Queenston Bridge adalah replika dari Rainbow Bridge di
Niagara Falls.
Kesetimbangan Gaya Pada Jembatan
Anda mungkin sering melewati jembatan untuk menyeberangi sungai atau jalan.
Menurut Anda, bagaimanakah kesetimbangan statis suatu jembatan
jika dijelaskan secara Fisika?
Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang desain dan konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih kuat dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.
Suatu jembatan sederhana dapat dibuat dari batang pohon atau lempengan batu yang disangga di kedua ujungnya. Sebuah jembatan, walaupun hanya berupa jembatan sederhana, harus cukup kuat menahan berat jembatan itu sendiri, kendaraan, dan orang yang menggunakannya. Jembatan juga harus tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, dibuatlah jembatan-jembatan yang desain dan konstruksinya lebih panjang dan indah, serta terbuat dari material yang lebih kuat dan ringan, seperti baja. Secara umum, terdapat tiga jenis konstruksi jembatan. Marilah pelajari pembahasan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada setiap jenis jembatan berikut.
A.
Jembatan
kantilever
adalah jembatan panjang yang mirip dengan jembatan sederhana yang terbuat dari batang pohon atau lempengan batu, tetapi penyangganya berada di tengah.
Pada bagian-bagiannya terdapat kerangka keras dan kaku
(terbuat dari besi atau baja). Bagianbagian kerangka pada jembatan kantilever
ini meneruskan beban yang ditanggungnya ke ujung penyangga jembatan melalui kombinasi
antara tegangan dan regangan. Tegangan timbul akibat adanya pasangan gaya yang
arahnya menuju satu sama lain, sedangkan regangan ditimbulkan oleh pasangan
gaya yang arahnya saling berlawanan.
Pada gambar di atas, kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai dengan 400 m.
Pada gambar di atas, kombinasi antara pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai dengan 400 m.
B. Jembatan lengkung
adalah jembatan yang konstruksinya berbentuk busur setengah lingkaran dan memiliki struktur ringan dan terbuka.
Rentang maksimum yang dapat dicapai oleh jembatan ini
adalah sekitar 900 m. Pada jembatan lengkung ini, berat jembatan serta beban
yang ditanggung oleh jembatan (dari kendaraan dan orang yang melaluinya)
merupakan gaya-gaya yang saling berpasangan membentuk tekanan. Oleh karena itu,
selain menggunakan baja, jembatan jenis ini dapat menggunakan batuan-batuan
sebagai material pembangunnya. Desain busur
jembatan menghasilkan sebuah gaya yang mengarah ke dalam dan ke luar pada dasar
lengkungan busur.
C.
Jembatan
gantung
adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan
kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.
Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan
pada jangkar yang tertanam di pinggiran pantai. Jembatan gantung menyangga
bebannya dengan cara menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh
gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga. Kemudian, gaya
tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini
memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling
besar, jika dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa :
Jembatan arch adalah struktur jembatan yang terdiri dari
rangkaian batang batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.Beban atau
muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada batang
batang baja struktur tersebut,
sebagai gaya gaya
tekan dan tarik, melalui titik titik pertemuan batang. Gaya
gaya eksentrisitas yang
dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis
netral tiap tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus
saling berpotongan pada satu titik
saja, untuk menghindari timbulnya
momen sekunder.
Dengan demikian ada hal hal penting yang
perlu diperhatikan pada konstruksi jembatan Arch yaitu :
· Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus
kuat menahan gaya yang timbul. Batang batang dalam keadaan tidak
rusak/bengkok dan sebagainya.
Oleh karena itu batang batang rangka
jembatan harus dijaga
selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
· Kekuatan pelat penyambung harus lebih
besar daripada batang yang disambung (Struktur sambungan harus lebih kuat dari
batang utuh).
· Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas
gaya yang dapat menyebabkan momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang
bertemu harus berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul
yang tepat).Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas,
Biasanya panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan linking steel
bila diperlukan.
B. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali
kekuranganya,sehingga diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun baik dari dosen mata kuliah Rekayasa Jembatan maupun dari rekan – rekan mahasiswa
0 komentar:
Posting Komentar