SLUMP TEST
I.
Tujuan
Percobaan
Untuk mengetahui dan mengukur slump atau kekentalan
adukan beton segar sehingga dapat diketahui kemudahan dalam pengerjaan beton
(Work Ability).
II.
Peralatan dan
Bahan
a.
Semen
b.
Pasir
c.
Kerikil
d.
Air
e.
Corong Slump
f.
Timbangan
g.
Mistar Pengukur
h.
Batang Pemadat
i.
Sekop
j.
Sendok Semen
III.
Gambar Alat dan
Bahan
a.
Semen
|
a.
Pasir
|
c.
Kerikil
|
b.
Mistar pengukur
|
c.
Timbangan
|
d.
Corong Slump
|
e.
Batang Pemadat
|
f.
Sekop
|
g.
Sekop
|
IV.
Teori
Percobaan
Beton
yang akan diproduksi haruslah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
-
Tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering
-
Dapat dipadatkan dengan alat
-
Tidak akan menimbulkan keretakan
Adukan beton tersebut sangat tergantung kepada beberapa faktor yaitu :
-
Jumlah air didalam adukan beton yang
direncanakan
-
Perbandingan jumlah agregat dengan semen
-
Gradasi dan bentuk dari agregat
Konsistensi beton segar harus selalu
dikontrol sesering mungkin nilai slumpnya. Apabila perlu airnya dirubah. Jika
untuk mencapai konsistensi yang telah disyaratkan ternyata akan kebutuhan air
kurang dari yang ditentukan, maka hal ini disebabkan karena agregat terlalu
banyak mengandung air bebas, atau pasirnya terlalu kasar dari yang
diperkirakan. Untuk mempertahankan sifat pengerjaan beton maka kadar air harus
dikurangi, tapi dengan mempertahankan kadar semennya.
Sifat pengerjaan beton selalu
dipilih sedemikian rupa sehingga cocok dengan keadaan setempat, maka untuk itu
haruslah memenuhi beberapa persyaratan
dibawah ini :
1.
Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan
pengujian nilai slump. Adukan beton untuk keperluan ini harus diambil langsung
dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak dapat
menyerap air. Pengujian slump dilakukan sebagai berikut :
-
Sebuah kerucut terpancung dengan diameter atas
10 cm, diameter bawah 20 cm dengan tinggi 30 cm (kerucut Abhrams). Dibawah
kerucut diletakkan bidang alas yang rata dan tidak menyerap air lalu kerucut
ini diisi dengan adukan beton sambil ditekan kebawah pada penyokong-penyokong.
-
Adukan beton diisikan 3 lapis dan setiap lapis
di tusuk 25 kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dan panjang 60 cm, dengan
ujung dibulatkan. Setelah permukaan rata biarkan selama ½ menit kemudian
kerucut ditarik vertikal keatas dengan hati-hati.
-
Setelah penurunan puncak kerucut terhadap tinggi
semula diukur maka hasil pengukuran ini disebut nilai slump dan merupakan
ukuran dari kekentalan adukan beton tersebut.
2.
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu
kental atau terlalu encer, dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai slump yang
terletak dalam batas-batas yang telah ditetapkan.
Untuk jelasnya lihat tabel di bawah
ini.
URAIAN
|
SLUMP (cm)
|
|
Max
|
Min
|
|
-
Dinding, plat pondasi dan pondasi tapak
bertulang
-
Pondasi tapak tidak bertulang, gaisson dan
konstruksi bawah tanah
-
Plat beton, kolom dan dinding
-
Pengerasan jalan
-
Pembetonan masal
|
12,5
9,0
15,0
7,5
7,5
|
5,0
2,5
7,5
5,0
2,5
|
Untuk maksud dan alasan
tertentu, maka persetujuan pengawasan dapat dipakai nilai slump yang menyimpang
dari yang telah ditetapkan ditabel asalkan dipenuhinya hal-hal sebagai berikut
:
-
Beton dapat dikerjakan dengan baik
-
Tidak terjadi pemisahan dari adukan
-
Beton yang diisyaratkan tetap dipenuhi
Sehingga dengan demikian
suatu adukan beton sangatlah tergantung dari pada nilai slump tersebut , maka
mutu beton yang baik dapat dilihat dari nilai slumpnya.
V.
Prosedur
Percobaan
1.
Campurkan bahan-bahan adukan sesuai dengan perbandingan
yang telah ditentukan, lalu masukkan kedalam concete mixer untuk diaduk selama
beberapa menit.
2.
Ambil adukan beton yang baru saja di aduk dengan sekop.
3.
Letakkan corong slump diatas plat alas lalu injak kedua
kakinya agar adukan jangan sampai keluar dari celah-celah bawah corong.
4.
Masukkan adukan beton kedalam corong sebanyak 1/3
bagian, lalu ditusuk-tusuk dengan batang pemadat secara merata sebanyak 25
kali.
5.
Lakukan hal yang sama untuk lapisan yang kedua dan
ketiga.
6.
Ratakan permukan dengan sendok semen yang baik
7.
Biarkan selama ½ menit, kemudian angkat corong tersebut secara
perlahan-lahan dalam posisi vertikal keatas, kemudian ukur penurunan yang
terjadi antara tinggi awal dengan tinggi akhir, besarnya penurunan disebut
nilai slump.
Data Praktikum
Beton
Percobaan
Slump Test Agregat Halus
Perbandingan Campuran
Adukan Beton
Volume
|
Berat beton
|
Air
|
Semen
|
Agregat halus
|
Agregat kasar
|
1 m3
|
2575 kg
|
175 ltr
|
365 kg
|
916 kg
|
1119 kg
|
1 adukan
|
141 kg
|
10 ltr
|
20 kg
|
50 kg
|
61 kg
|
Ukuran Corong Slump :
-
Æ atas =
10 cm
-
Æ bawah = 20
cm
-
Tinggi (H) =
30 cm
Tinggi Beton Setelah
Terjadi Penurunan (d')
-
Penurunan = 2 cm (d)
Group V
No.
|
Nama
|
Nim
|
1
|
Agustinus Sianturi
|
10 101 015
|
2
|
Jawaldin Turnip
|
10 101 019
|
3
|
Igun Suprapto
|
10 101 023
|
4
|
Ivan saleh lubis
|
10 101 041
|
5
|
Hari toga akbar
|
10 101 061
|
Medan ,10 April 2012
Dosen Pembimbing
( Raden Hendra, ST.,MT.)
VI.
Analisa
Data
Tinggi Beton Setelah Terjadi Penurunan (d') :
-
Tinggi
Alat Slump = 30 cm (H)
-
Penurunan = 2 cm (d)
d' = H – d
= 30 cm - 2 cm
= 28 cm
Maka, tinggi beton stelah terjadi
penurunan adalah 28 cm
d =2 cm
|
d'= 28 cm
Dari percobaan
di atas diperoleh hasil sebagai berikut :
d = H – d'
= 30 – 28
= 2 cm
Maka nilai Slump adalah = 2
cm
VII.
Kesimpulan Dan Saran
A.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan Slump Test di
atas didapat nilai slumpnya sebesar 2 cm, maka campuran tersebut tidak dapat digunakan untuk Plat
beton, kolom dan dinding .
B.
Saran
1.
Bila
dua pengujian berturutan pada satu contoh beton menunjukan keruntuhan geser
beton pada satu sisi atau sebagian masa beton, kemungkinan adukan beton kurang
plastis atau kurang kohesif untuk dilakukan pengujian slump.
2.
Beton
dengan nilai slump < 15 mm mungkin tidak cukup plastis dan beton yang
slumpnya > 230 mm mungkin tidak cukup kohesif untuk pengujian ini. Oleh
karena itu harus ada perhatian yang seksama dalam menginterpertasikan hasil
pengujian.
3.
Pada
waktu melaksanakan percobaan, perbandingan untuk campuran air semen supaya
diperhatikan, jangan sampai adukan terlalu kental dan terlalu encer.
4.
Pada
waktu pemadatan hendaknya dilakukan dengan baik sehingga pemadatan campuran
betul-betul sempurna.
5.
Pada
waktu beton dimasukkan ke dalam corong, hendaknya kaki corong diinjak agar
adukan tersebut tidak keluar dari celah-celah corong bagian bawah.
0 komentar:
Posting Komentar